Monday, October 4, 2010

Katarak



Definisi
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lenca), denaturasi protein lensa terjadi akibatkedua-duanya.1
Umumnya katarak merupakan penyakit pada usia lanjut, akan tetapi dapat juga akibat kelainan kongenital, atau penyulit penyakit mata lokal menahun.1


Etiologi
Katarak dapat ditemukan dalam keadaan tanpa adanya kelainan mata atau sistemik (katarak senil, juvenil, herediter) atau kelainan kongenital mata.1 Katarak disebabkan oleh berbagai faktor, seperti :
Penyebab sistemik :
• Faktor keturunan.
• Masalah kesehatan, misalnya diabetes.
• Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid dan klorpromazin.
• Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.
• Operasi mata sebelumnya.
• Sindrome sistemik (down, lowe)
• Dermatitis atopik
• Trauma (kecelakaan) pada mata.
• Kadar kalsium yang rendah.2
Penyebab terjadinya kekeruhan lensa ini dapat :
1. Primer, berdasarkan gangguan perkembangan dan metabolisme dasar lensa.
2. Sekunder, akibat tindakan pembedahan lensa.
3. Komplikasi penyakit lokal ataupun umum.2

Klasifikasi
Berdasarkan usia pasien, katarak dapat di bagi dalam :
 Katarak kongenital, katarak yang terlihat pada usia di bawah 1 tahun
 Katarak juvenil, katarak yang terlihat pada usia di atas1 tahun dan di bawah 40 tahun.
 Katarak senil, katarak yang mulai terjadi pada usia lebih dari 40 tahun.1

Katarak Kongenital
Katarak kongenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama bila penenganannya kurang tepat.1
• Faktor resiko terjadinya katarak kongenitalis adalah:
- penyakit metabolik yang diturunkan
- riwayat katarak dalam keluarga
- infeksi virus pada ibu ketika bayi masih dalam kandungan. 3
Bentuk katarak kongenital yang di kenal adalah :
• Katarak polar (piramidalis) anterior
Terjadi akibat gangguan perkembangan lensa pada saat mulai terbentuk plakoda lensa.
• Katarak polar (piramidalis) posteriornya
Terjadi akibat arteri hialoid yang menetap (persisten) pada saat tidak dibutuhkan lagi oleh lensa metabolismenya.
• Katarak lamelar atau zonular
Terjadi akibat gangguan perkembangan serat.
• Katarak sental.
Katarak halus yang terlihat pada bagian nukleus embrional.1
Katarak Juvenil1
Katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuk pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenil biasanya merupakan kelanjutan dari katarak kongenitalis serta merupakan penyulit penyakit sistemik atau metabolik dan penyakit lainnya, seperti :
1. Katarak metabolik
• Katarak diabetik dan galaktosemik
• Katarak hipokalsemik
• Katarak defisiensi gizi
• Katarak amino asiduria (sindrom lowe dan homosisteinuria)
• Penyakit wilson
• Katarak berhubungan dengan kelainan metabolik lain
2. Otot : distrofi miotonik (usia 20-30 tahun)
3. Katarak traumatik
4. Katarak komplikata
• Kelainan kongenital dan herediter
• Katarak degeneratif
• Katarak anoksik
• Toksik
• Katarak radiasi

KATARAK SENILIS1,4
Semua kekeruhan lensa yang terjadi pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebab nya sampai sekarang belum diketahui secara pasti. Namun banyak kasus katarak senilis yang ditemukan berkaitan dengan faktor keturunan, maka riwayat penyakit keluarga perlu di tanyakan.
Epidemiologi
Sampai saat ini katarak senilis merupakan jenis katarak yang paling banyak ditemukan, sampai 90% dari seluruh kasus katarak.



Stadium
Katarak ini dibagai ke dalam 4 stadium, yaitu:
1. Katarak insipien, kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal)
Katarak subkapsular psoterior, kekeruhan mulai terlihat di anterior subkapsular posterior, celah terbentuk, antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (beda morgagni) pada katarak insipien
Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya bertambah, yang akan memberikan miopisasi
2. Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Volume lensa bertambah akibat meningkatnya tekanan osmotik bahan degeneratif lensa. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder
3. Katarak matur, pada katarak matur, kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila katarak imaturtidak dikeluarkan, maka cairan lensa akan keluar sehingga lensa kembali pada ukuran normal dan terjadi kekeruhan lensa yang lama kelamaan akan mengakibatkan kalsifikasi lensa pada katarak matur. Bilik mata depan berukuran dengan kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada shadow test, atau disebut negatif.
4. Katarak hipermatur, merupakan katarak yang telah mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras, lembek dan mencair. Massa lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa, sehingga lensa menjadi kecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan terlihat lipatan kapsul lensa. Kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula zinn menjadi kendur. Bila proses katarak berlajut disertai dengan penebalan kapsul, maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong susu disertai dengan nukleus yang terbenam didalam korteks lensa karena lebih berat, keadaan tersebut dinamakan katarak morgagni.
Berdasarkan lokasi, katarak senilis dapat dibagi menjadi :
1. Nuclear sclerosis, merupakan perubahan lensa secara perlahan sehingga menjadi keras dan berwarna kekuningan. Pandangan jauh lebih dipengaruhi daripada pandangan dekat (pandangan baca), bahkan pandangan baca dapat menjadi lebih baik. Penderita juga mengalami kesulitan membedakan warna, terutama warna biru


2. Kortical, terjadi bila serat-serat lensa menjadi keruh, dapat menyebabkan silau terutama bila menyetir pada malam hari. Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju korteks anterior dan posterior

3. Posterior subcapsular, merupakan terjadinya kekeruhan di sisi belakang lensa. Katarak ini menyebabkan silau, pandangan kabur pada kondisi cahaya terang, serta pandangan baca menurun. Banyak ditemukan pada pasein diabetes, pasca radiasi, dan trauma. 4,5





Patofisiologi7
Patofisiologi terjadinya katarak senilis cukup rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Namun kemungkinan, patogenesis penyakit ini melibatkan banyak faktor. Semakin bertambah usia lensa, maka akan semakin tebal dan berat sementara daya akomodasinya semakin melemah. Ketika lapisan kortikal bertambah dalam pola yang konsentris, nukleus sentral tertekan dan mengeras, disebut nuklear sklerosis.
Ada banyak mekanisme yang memberi kontribusi dalam progresifitas kekeruhan lensa. Epitel lensa berubah seiring bertambahnya usia, terutama dalam hal penurunan densitas (kepadatan) sel epitelial dan penyimpangan diferensiasi sel serat lensa (lens fiber cells). Walaupun epitel lensa yang mengalami katarak menunjukkan angka kematian apoptotik yang rendah, akumulasi akumulasi dari serpihan-serpihan kecil epitelial dapat menyebabkan gangguan pembentukan serat lensa dan homeostasis dan akhirnya mengakibatkan hilangnya kejernihan lensa. Lebih jauh lagi, dengan bertambahnya usia lensa, penurunan rasio air dan mungkin metabolit larut air dengan berat molekul rendah dapat memasuki sel pada nukleus lensa melalui epitelium dan korteks yang terjadi dengan penurunan transport air, nutrien dan antioksidan. Kemudian, kerusakan oksidatif pada lensa akibat pertambahan usia mengarahkan pada terjadinya katarak senilis. Mekanisme lainnya yang terlibat adalah konversi sitoplasmik lensa dengan berat molekul rendah yang larut air menjadi agregat berat molekul tinggi larut air, fase tak larut air dan matriks protein membran tak larut air. Hasil perubahan protein menyebabkan fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi lensa, menyebarkan jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain yang sedang diteliti meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak secara khusus keterlibatan dari glukosa dan mineral serta vitamin.

Gejala Klinis8
Gejala Subyektif:
1. Penglihatan seperti berasap dan tajam penglihatan yang menurun secara progresif.
2. Visus mudur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan, Bila :Kekeruhan tipis,kemunduran visus sedikit atau sebaliknya. dan kekeruhan terletak diequator, tak ada keluhan apa-apa.
3. Penderita mengeluh adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak.
4. Diplopia monocular yaitu penderita melihat 2 bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau.
5. Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena proses pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi power mata meningkat, akibatnya bayangan jatuh dimuka retina.
Gejala Obyektif:
1. Pada lensa tidak ada tanda-tanda inflamasi.
2. Jika mata diberi sinar dari samping: Lensa tampak keruh keabuan atau keputihan dengan latar hitam
3. Pada fundus reflex dengan opthalmoskop: kekeruhasn tersebut tampak hitam dengan latar oranye. dan pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau tampak kehitaman tanpa latar orange, hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah keruh seluruhnya.
4. Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera anterior menyempit sehingga tekanan intraokuler meningkat, akibatnya terjadi glaukoma.
Penatalaksanaan
Katarak hanya dapat diatasi melalui prosedur operasi. Akan tetapi jika gejala katarak tidak mengganggu, tindakan operasi tidak diperlukan. Kadang kala cukup dengan mengganti kacamata. Hingga saat ini belum ada obat-obatan, makanan, atau kegiatan olah raga yang dapat menghindari atau menyembuhkan seseorang dari gangguan katarak. Penelitian meununjukan, penggunaan Aldose reductase inhibitors, yang dipercaya dapat menghambat konversi glukosa mejadi sorbitol menujukkan hasil yang memuaskan. Obat-obatan lain yang sedang diteliti yaitu sorbitol-lowering agents, aspirin, glutathione-raising agents, dan anti oksidan ,vitamin C dan E
Pembedahan
Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya dengan lensa buatan.
1. Pengangkatan lensa
Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk mengangkat lensa:
A.) ECCE (Extra Capsular Cataract Extraction) atau EKEK
Lensa diangkat dengan meninggalkan kapsulnya.
Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi (fakoemulsifikasi). Termasuk kedalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi dan irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular, kemungkinan akan dilakukan bedah gloukoma, mata dengan presdiposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder
B.) ICCE (Intra Capsular Cataract Extraction) atau EKIK: ekstraksi jenis ini merupakan tindakan bedah yang umum dilakukan pada katarak senil. lensa beserta kapsulnya dikeluarkan dengan memutus zonula Zinn yang telah mengalami degenerasi. Pada saat ini pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.
Fakoemulsifikasi
Untuk mencegah astigmatisme pasca bedah EKE, maka luka dapat diperkecil dengan tindakan bedah fakoemulsifikasi. Pada tindakan ini lensa yang katarak di fragmentasi dan diaspirasi. Tindakan operasi katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi memiliki banyak keunggulan diantaranya :
1. Luka operasi sangat pendek(3 ml).
2. Dengan alat fako seluruh lensa dapat dihancurkan dan kemudian disedot/dihisap keluar.
3. Penggunaan lensa tanam hanya cukup ditutup dengan 1 atau 2 jahitan, atau pada kondisi tertentu tidak memerlukan jahitan sama sekali.
4. Masa penyembuhan lebih singkat.
Persiapan preoperasi
1. Uji Anel Positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran lakrimal sehingga tidak ada dakriosistitis.
2. Tidak ada infeksi diesekitar mata seperti keraitis, konjungtivitis, blefaritis, hordeolum dan kalazion
3. Tekanan bola mata normal dan tidak ada glaukoma
4. Tekanan darah sistolik 160 mmHg dan diastolik 100mmHg.
5. Gula darah telah terkontrol.
6. Tidak batuk terutama pada saat pembedahan.
Komplikasi pasca operasi
1. Hilangnya vitreous, jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi, maka gel vitreous mauk kedalam bilik anterior yang merupakan resiko terjadinya glaukoma atau traksi pada retina.
2. Prolaps iris
3. Endoftalmitis
4. Astigmatisme pascaoperasi.
Pencegahan :
Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun. Pada saat ini dapatdijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:
• Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah
• Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur
• Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada mata Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya






REFERENSI

1. Ilyas,Sidharta. 2005. Penuntun Ilmu Penyakit Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm : 128-136.
2. James, Bruce, et al. 2006 . Lecture Notes Oftalmologi, 9th eds. Jakarta : Erlangga. Hlm : 76-79.
3. Ana Indrayati. 2004. Mata sehat, bebas katarak. Cakrawala pikiran rakyat. Kamis, 23 September. Laporan utama.
4. Diunduh dari, http://www.medicastore.com/cybermed/detail_pyk.php?idktg=16&iddtl=65 - 13k. diakses tanggal 10 oktober 2008
5. Diunduh dari http://www. edow.com/cataract, diakses tanggal 10 otober 2008
6. www.davidspalton.com/cataract.htm
7. www.emedicine.com/senilecataract
8. www.infomata.com/informasi/katarak
9. Wijana N, Ilmu Penyakit mata. Cetakan ke 6, Jakarta Abadi Tegal, 1993

No comments:

Post a Comment