Tuesday, October 12, 2010
APENDISITIS AKUT
Epidemiologi
Apendisitis merupakan keadaan bedah akut abdomen yang paling sering. Insiden apendisitis pada laki-laki dan perempuan umumnya sama, kecuali pada umur 20-30 tahun laki-laki lebih sering. Apendisitis dapat mengenai semua umur tapi insiden pada anak kurang dari satu tahun jarang dilaporkan sedangkan insiden tertinggi ditemukan pada umur 20-30 tahun.
Anatomi Apendiks
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung yang panjangnya kira-kira 10 – 15 cm dan berpangkal dari sekum. Lumennya sempit pada bagian proksimal dan lebar di bagian distal, sedangkan pada bayi kebalikannya, hal ini mempengaruhi insiden apendisitis pada usia tersebut. Pada kasus apendisitis, apendiks dapat terletak intraperitoneal atau retroperitoneal. Apendiks disarafi oleh saraf parasimpatis (berasal dari cabang nervus vagus) dan simpatis (berasal dari nervus thorakalis X). Hal ini mengakibatkan nyeri pada apendisitis berawal dari sekitar umbilikus.
Fisiologi
Apendiks menghasilkan suatu imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue), yaitu Ig A. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai perlindungan terhadap infeksi, tapi jumlah Ig A yang dihasilkan oleh apendiks sangat sedikit bila dibandingkan dengan jumlah Ig A yang dihasilkan oleh organ saluran cerna yang lain. Jadi pengangkatan apendiks tidak akan mempengaruhi sistem imun tubuh, khususnya saluran cerna.
Etiologi Apendisitis
Berbagai hal berperan sebagai faktor pencetus apendisitis akut sumbatan pada lumen apendiks merupakan faktor penyebab dari apendisitis akut, di samping hiperplasia jaringan limfoid, fekalit, tumor apendiks, dan cacing ascaris juga dapat menyebabkan sumbatan.
Patologi
Awalnya kelainan terjadi di mukosa kemudian melibatkan seluruh lapisan dinding apendiks dalam waktu 24 – 48 jam pertama. Usaha pertahanan tubuh berupa membatasi reaksi peradangan dengan cara menutupi apendiks dengan omentum, usus halus atau dengan adneksa. Jika berlanjut akan terbentuk abses dan berakhir dengan perforasi, jika tidak apendiks akan tenang dan terbentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan sekitar karena apendiks yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna, hal ini suatu saat akan menjadi eksaserbasi akut.
Gambaran Klinik
Gejala klasik dari apendisitis adalah nyeri samar-samar dan tumpul, merupakan nyeri visceral di daerah sekitar umbilikus, yang sering diikuti dengan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Beberapa jam berikutnya nyeri akan berpindah ke perut kanan bawah di titik Mc Burney, di sini nyeri akan lebih jelas dirasakan dan merupakan nyeri somatik.
Pada pemeriksaan fisik akan didapatkan tanda-tanda nyeri tekan, nyeri lepas, defans muskuler, Rovsing sign, dan Blumberg sign yang menandakan perangsangan peritoneum. Letak apendiks pada apendisitis sangat mempengaruhi hasil pemeriksaan. Pada apendiks letak retro sekal maka uji Psoas akan positif dan tanda perangsangan peritoneum tidak begitu jelas, sedangkan bila apendiks terletak di rongga pelvis maka Obturator sign akan positif dan tanda perangsangan peritoneum akan lebih menonjol.
Hasil laboratorium yang mendukung adalah leukositosis pada kejadian akut dan kasus dengan komplikasi. Pada kasus yang kronik dapat dilakukan rontgen foto abdomen, USG abdomen dan apendikogram.
Penatalaksanaan
Apendisitis akut tanpa perforasi
Operasi : apendektomi
Konservatif : bila pasien menolak operasi
Antibiotika : amoxicillin 3x500mg atau kendacilin 2x1gr atau gentamicyn 2x80mg
1. Sebelum operasi
a. Observasi : dalam 8-12 jam setelah timbul keluhan, tanda dan gejala appendisitis seringkali masih belum jelas. Dalam keadaan ini observasi ketat perlu dilakukan. Pasien dipuasakan dan tirah baring.
b. Antibiotik
2. Operasi apendiktomi
3. Pasca operasi : observasi tanda vital untuk mengetahui terjadinya perdarahan di dalam, syok, hipertermia atau gangguan napas. Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan.
Labels:
Bedah
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment