Thursday, December 2, 2010

RUMAH SAKIT DAN SEKOLAH TINGGI KEDOKTERAN ISLAM



Pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid telah diadakan perbaikan besar rumah sakit Jundi Syahpur, lalu didirikanlah rumah sakit besar di Baghdad dan beberapa buah rumah sakit pembantu di kota-kota kecil yang berlangsung selama pemerintahannya dari tahun 170-193H.
Pada Zaman pemerintahan Ahmad ibnu Toulun di Mesir tahun 254-270H, di Mesjid-Mesjid besar disediakan sebuah ruang pengobatan untuk mengobati ahli Mesjid yang tiba-tiba jatuh sakit dengan tidak memungut bayaran. Dokter ruang pengobatan di mesjid itu diberi rumah khusus dekat mesjid dan diberi biaya hidup yang memadai.
Di al-Qahirah (Kairo) didirikan sebuah rumah sakit besar yang dilengkapi ruang perpustakaan dan sebuah lembaga tempat pengkajian kedokteran. Orang-orang yang dirawat atau orang yang berobat jalan, bebas pembayaran. Dokter-dokter dan perawatnya ramah-ramah dan setiap hari jum’at , Ahmad ibnu Toulun datang melihat orang-orang yang dirawat, menjabat tangannya, menghibur dengan bahasa yang halus dan menarik hati sehingga pasien-pasien hampir lupa dengan sakitnya. Ahmad ibnu Toulun digelari rakyatnya dengan “Raja sahabat orang sakit.”
Pemerintahan Islam telah mendirikan rumah sakit, Apotek, balai-balai pengobatan, Lembaga kedokteran menengah ataupun sekolah kedokteran tinggi yang ada hampir disetiap kota besar, seperti di Damsyiq, Isfahan, Rayy, Baghdad, al-Qahirah, Tunis, Marakisy, dan Qurthubah. Sedangkan di kota-kota kecil didirikan rumah sakit pembantu.
Sekolah Tinggi kedokteran
Hampir semua rumah sakit besar memiliki sebah mushalla dan lembaga kedokteran berupa sekolah kedokteran menengah dan sekolah kedokteran tinggi atau kuliah kedokteran (kulliyyat ath-Thibb). Dilantinkan menjadi Culigat dan disalin ke dalam bahasa inggris mnjadi “college”.
- Jika selesai kuliah dalam waktu tiga sampai empat tahun diberi gelar Bihaq al-riwaya
- Sarjana pemula disebut Naib at-Thabib (sarjana kedokteran) belum diperbolehkan berpraktek tetapi harus kuliah kembali selama dua sampai 3 tahun lagi.
- Setelah tamat diberi gelar Thabib al-‘Am(dokter) kemudian diperbolehkan kembali untuk mengambil keahlian yang disukai (spesialis)

Sumber : kedokteran Islam karya DR. Ja’far Khadem Yamani

No comments:

Post a Comment